Ketua Lembaga Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Pusat Pengembangan Akademik dan Penjaminan Mutu (LP2MP3M), Dr. Sunardi, M.Sn. menerima kunjungan Bank Indonesia dalam rangka menjajaki kerja sama program memberdayakan masyarakat melalui program UMKM Subsistence. “ISI Surakarta terbuka untuk jalinan kerja sama dalam pemberdayaan masyarakat melalui penelitian dan pengabdian kepada masyarakat” demikian sambutan hangatnya, Rabu (24 November 2021).
Sejak April 2021 BI bersama dengan Pemerintah Kabupaten Karanganyar, Rumah Zakat Solo, Komunitas Pelanusa Malang, dan stakeholder lainnya melakukan pendampingan Klaster Batik Paguyuban Giriarum Girilayu Kabupaten Karanganyar dari hulu sampai hilir (end to end process) mulai dari produksi dan pengembangan produk yang sesuai trend pasar, hingga pengelolaan usaha bersama dan pemasaran. Girilayu terkenal sebagai sentra pembatik yang mendukung industri batik Solo. ISI Surakarta berperan sebagai stakeholder melalui penelitian terapan yang diketuai oleh Citra Dewi Utami, S.Sn., M.A. serta beranggotakan Dr. Anung Rahman, S.T., M.Kom. dan Ipung Kurniawan, M.Sn. dengan luaran video promosi Desa Wisata Girilayu.
Yuni Herlina selaku Perwakilan BI wilayah Solo menyampaikan bahwa pendampingan akan berlangsung hingga 2 tahun ke depan agar dapat memberikan manfaat secara ekonomi kepada masyarakat Girilayu hingga bermuara pada peningkatan kesejahteraan. “Kami berharap ISI Surakarta dapat mengambil peran dalam mendorong perkembangan sentra batik Girilayu melalui ide kreatif yang inovatif hingga program riil yang dilaksanakan secara sinergis dan terkoordinasi” tambahnya. Dengan dukungan stakeholder yang lengkap, sentra batik Girilayu diproyeksikan menjadi sektor pengungkit ekonomi di Kabupaten Karanganyar dan menjadi salah satu produk khas unggulan daerah.
Alia Noor dari Dreamdalion sebagai kepanjangan tangan dari BI Pusat berfokus terhadap identifikasi kendala yang terjadi di lapangan selama berlangsungnya program pendampingan serta upaya untuk mensolusikannya. Diskusi terbatas yang berlangsung selama satu setengah jam telah menjadi awal dari perancangan rencana kerja sama dengan mengedepankan program yang berkelanjutan. Taufik Murtono, M.Sn., Kepala Sentra HKI menyampaikan bahwa pemberdayaan masyarakat hendaknya bersifat organik melalui penciptaan karya bersama agar muncul rasa kepemilikan terhadap karya yang dihasilkan.
Terwujudnya Rumongso Melu Hardarbeni, falsafah dari KGPAA Mangkunegoro I atau dikenal dengan Pangeran Sambernyawa yang dimakamkan di Astana Mangadeg Girilayu difahami sebagai “merasa ikut memiliki” masih menjadi pekerjaan rumah bagi penyelenggaraan program pendampingan masyarakat. Rumah Zakat sebagai pendamping yang diwakili oleh Joko Ardiyanto menyampaikan harapan kepada ISI Surakarta untuk dapat berperan dalam penciptaan branding batik Girilayu. Akhir dari diskusi ditutup dengan komitmen bersama untuk dapat bersinergi dan berkolaborasi dalam mewujudkan kemandirian masyarakat pengrajin batik di Girilayu pada khususnya dan pelaku UMKM pada umumnya.