HUMASISISOLO, — Seni adalah pintu masuk melihat keindahan Tuhan. Demikian diungkapkan oleh KH. Budi Harjono, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ishlah, Tembalang, Semarang pada acara Halal Bihalal Idulfitri 1445 H Keluarga Besar ISI Solo yang digelar Rabu (17/4) di Pendhapa KGPH Djojokusumo Kampus Kentingan.
Melalui seni, banyak orang menemukan cara untuk mengungkapkan dan merasakan keindahan yang mungkin tidak terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Seni bisa menjadi sarana untuk merefleksikan dan mengapresiasi keindahan alam semesta dan penciptanya.
Dengan seni pula kita akan menemukan keindahan cinta yang seringkali diungkapkan dan dirasakan melalui berbagai bentuk seni. Seni memberikan ruang bagi emosi dan perasaan untuk dijelajahi dan dibagikan. Seni memungkinkan kita untuk menyampaikan dan merasakan cinta dalam cara yang mendalam dan seringkali lebih kuat daripada kata-kata semata.
Rektor ISI Solo dalam sambutannya mengatakan bahwa silaturahmi dalam halalbihalal Idulfitri 1445 Hijriah ini adalah ruang untuk saling membuka diri, meruntuhkan setiap ego untuk meminta maaf dan saling memaafkan. “Saya percaya, silaturahmi merekatkan perdamaian dan ketenteraman, “ tegasnya.
Kyai Budi mengilustrasikan puasa sebagai proses metamorfosis sempurna seperti ulat yang berubah menjadi kupu-kupu. “Seperti ulat yang menghabiskan waktu dalam kepompong untuk bertransformasi menjadi kupu-kupu yang indah, puasa juga merupakan periode transformasi diri di mana seseorang berusaha meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang kurang baik dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih suci.”
“Jangan ikut puasanya ular, setelah melepas diri dari kulit yang lama, dengan kulit yang baru, tetap saja menjadi ular,” pungkasnya. [anton/anhar]






