Sudah menjadi tradisi dalam menyambut dan memperingati hari Natal, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan Perayaan Natal Bersama. Tahun ini kegiatan Paguyuban Umat Kristiani UNS-ISI mengadakan dua rangkaian kegiatan, yaitu bakti sosial yang erlangsung pada tanggal 10 Januari di Medical Centre UNS dan perayaan Natal bersama. Rangkaian acara seperti penyalaan lilin Natal, pembacaan Injil, dan doa bersama berjalan khidmat dengan doa syafaat oleh Pendeta Dr. Ir. Timotius Haryono, M.Th. Acara digelar di Auditorium G.P.H. Haryo Mataram UNS, Kamis (12/1/2023). Sebagai hiburan dipersembahan Tari Watang Keprajuritan, Karya Tari Maria dari ISI Surakarta dan Tari Sekar Manembah dari UNS.
Perayaan dihadiri jajaran pimpinan, umat kristiani dari ISI-UNS dan pemangku agama. Ketua Panitia Stefanus Dewanto Priyagung Jati Barata, S.H. menyampaikan bahwa tema Perayaan Natal 2022, Pulanglah Mereka ke Negerinya Melalui Jalan Lain (Matius 2: 1-12), sangat relevan untuk kondisi kita, artinya punya sasaran yang jelas, konsisten dengan tujuan. Tetapi di saat yang sama melalui jalan yang lain, artinya tahun ini harus diisi dengan kreativitas, dengan pola pikir dan langkah-langkah yang kreatif. Seperti yang menjadi pesan dari MPH-PGI adalah ajakan kepada umat untuk meletakan pengharapan dan hidup mereka begantung kepada Tuhan, sebagai sumber kekuatan dalam merespon zaman.
Dr. I Nyoman Sukerna, Rektor ISI Surakarta yang hadir menuturkan bahwa tema tersebut menunjukkan pengabdian dan kesetiaan pada jalan iman dan kebenaran.
“Sederhana tapi menunjukkan kesempurnaan hidup, yaitu bagaimana manusia dapat berguna bagi kehidupan manusia seutuhnya. Semoga tema ini bisa kita resapi bersama sehingga tercipta kerendahan hati dan semangat pengabdian yang tulus sebagai ungkapan syukur kita. Melalui acara ini semoga juga dapat mempererat persaudaraan antara UNS dan ISI Surakarta”.
Sementara Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho mengajak umat Kristiani UNS dan ISI Surakarta untuk mempelopori budaya hidup damai dan bersaudara dalam balutan indahnya simfoni kebersamaan. Sinergi dan kolaborasi nampaknya akan menjadi ciri baru kerja kita. Apalagi tuntutan untuk bisa hidup berdampingan dalam kebersamaan merupakan anugerah Tuhan yang harus dijalani. Keberagaman merupakan takdir Tuhan yang harus dijaga, dirawat, dan dikembangkan. Kebhinekaan seharusnya mendorong kita untuk saling bergandengan tangan dalam mewujudkan tata kehidupan bersama yang lebih bermartabat.








