HUMASISISOLO, — Unit Penunjang Akademik (UPA) Perpustakaan ISI Solo menggelar Seminar Nasional dan Call for Paper dengan tema “Transformasi Digital Perpustakaan Berbasis Artificial Intelligence (AI) dalam Menunjang Capaian Kinerja Lembaga Induk” dengan narasumber Irhamni Ali, S. Hum., M. Kom., Ph. D, dan Muh. Ansyari Tantawi Nasution, S. Hum dari Perpusnas Republik Indonesia, di Ruang Seminar ISI Solo, Rabu (21/8)
Seminar dibuka oleh Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta yang diwakili oleh Wakil Rektor I, Prof. Dr. Bambang Sunarto, S.Sen., M. Sn.
Dalam sambutannya Bambang Sunarto menyampaikan memang tidak dapat dipungkiri bahwa, dunia ini berkembang melaju dengan cepat. Terutama dunia teknologi dan informasi sehingga perpustakaan harus menjawabnya. “Tidak boleh berdiam diri, perlu berinovasi dan berkreasi merespon perkembangan zaman,” tegasnya. Bambang Sunarto menambahkan, bahwa kita dihadapkan temuan-temuan seperti peran Artificial Intelligence (AI) dalam pendidikan melalui kontribusi perpustakaan digital, adanya digitalisasi pembelajaran, pembelajaran jarak jauh yang semakin popular, dan tantangan dalam memenuhi kebutuhan peserta didik yang beragam. AI atau kecerdasan buatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer, teknologi machine learning dan big data yang dikembangkan untuk menemukan pola, melakukan prediksi, dan memberikan solusi atas masalah.
Narasumber Irhamni Ali mengutip dari Rubin, Chen, and Thorimbert (2010) secara umum mendeskripsikan Implementasi AI di layanan back end perpustakaan dilakukan sebagai langkah strategis untuk menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat melalui 1) Implementasi smart catalog: Menggunakan AI untuk secara otomatis mengkategorikan buku berdasarkan metadata dan konten. 2) Pengindeksan: Menggunakan teknologi pemrosesan bahasa alami (NLP) untuk mengindeks buku dan artikel, 3) Analisis Data Pengguna dimana AI dapat membantu dalam menganalisis data pengguna untuk memberikan insight yang lebih dalam tentang perilaku dan kebutuhan pengguna, 4) Personalisasi Layanan: Menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk merekomendasikan buku dan materi lain berdasarkan preferensi dan riwayat peminjaman pengguna. 5) Prediksi Kebutuhan: Menganalisis pola penggunaan untuk memprediksi kebutuhan koleksi di masa depan dan membantu dalam pengambilan keputusan pengadaan.
Muh. Ansyari Tantawi Nasution menyoroti tentang apa peran perpustakaan di era kecerdasan buatan. Perpustakaan berperan meningkatkan efisiensi, efektivitas dan kualitas dalam mendukung kurikulum pendidikan dan penelitian, manajemen, pengalaman pengguna, klasifikasi, pengindeksan, katalogisasi, temu kembali, referensi literasi, pengambilan keputusan dan pengelolaan administrasi. Peran selanjutnya, mengkaji dan menyusun serta menerbitkan pedoman/panduan dan kebijakan mengenai pemanfaatan kecerdasan buatan secara etis. Mendidik dan melatih pustakawan yang bertanggung jawab, pekerjaan berpengaruh dan diasistensi oleh kecerdasan buatan. Dalam kecerdasan buatan ini Tantawi menekankan perlunya kolaborasi antara pustakawan, peneliti, profesional teknologi, dan pembuat kebijakan.
Pada akhir acara, kepala UPA Perpustakaan ISI Surakarta M. Ali Nurhasan Islamy, S.Sos. M.A. mengatakan bahwa perpustakaan/pustakawan juga perlu tahu, apa komponen utama AI yakni algoritma, data, dan interaksi dengan Manusia. Menurut Prof. Yudho Giri Sucahyo (Fakultas Ilmu Komputer UI, 2024), terdapat manfaat AI bagi pustakawan yakni 1) Peningkatan Pencarian, 2) Optimasi Pengembangan Koleksi, 3) Layanan Pelanggan seperti Chatbot AI dan Asisten Virtual dapat menangani pertanyaan rutin dan memberikan bantuan dasar bagi pelanggan, 4) Kurasi Konten yakni membantu pustakawan mengkurasi konten digital melalui metadata tagging dan summarization. [kontributor/ali/har]