“Jika saja masih anak-anak ketika kata-kata Emansipasi belum ada bunyinya, belum berarti lagi bagi pendengaran saya, karangan dan kitab-kitab tentang kebangunan kaum putri masih jauh dari angan-angan saja, tetapi dikala itu telah hidup didalam hati sanubari saya satu keinginan yang kian lama kian kuat, ialah keinginan akan bebas, merdeka, berdiri sendiri.” (Suratnya kepada Nona Zeehandelaar, 25 Mei 1899)
“Kami beriktiar supaya kami teguh sungguh, sehingga kami sanggup diri sendiri. Menolong diri sendiri. Menolong diri sendiri itu kerap kali lebih sukar dari pada menolong orang lain. Dan siapa yang dapat menolong dirinya sendiri, akan dapat menolong orang lain dengan lebih sempurna pula.” (Suratnya kepada Nyonya Abendanon, 12 Desember 1902)
Kartini tak hanya tentang emansipasi, Selain menulis, Kartini juga membatik, melukis, bermusik, dan memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan para seniman Jepara.
Kartini juga sangat rendah hati peduli dengan lingkungan dan berjiwa sosial. Bagi Kartini, hidup dalam kesederhanaan dan kehematan, akan mencegah kesengsaraan di masa mendatang. Kartini sangat peduli dengan orang-orang di sekitarnya. Beliau mengajar pada anak-anak kecil yang tak seburuntung dirinya, untuk tetap mendapatkan pendidikan. Beliau pun selalu memandang bahwa manusia diciptakan untuk saling menyayang dan mengasihi. [humasisiska/aro/awe]