SMP Santa Laurensia Serpong Tangerang Selatan merupakan satu sekolah yang memiliki program kegiatan untuk menunjang pendidikan karakter siswa. Salah satu program yang diadakan adalah kegiatan Educational Trip (Edutrip) bagi siswa sebagai bentuk pengenalan secara langsung konsep teori yang telah diterima selama ini di kelas dengan yang terjadi di sekitarnya, selain itu Edutrip ini juga melatih siswa dalam pembentukan kemandirian, tanggung jawab, kedisiplinan dan juga kepedulian sosial.
Edutrip ke ISI SOLO ini untuk lebih pada mengenal Perguruan Tinggi Seni yang khususnya konsentrasi dalam konservasi dan pengembangan seni budaya nusantara sesuai kegiatan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang berfokus pada seni budaya bertujuan untuk memperdalam pemahaman dan apresiasi siswa terhadap warisan budaya lokal dan nasional, serta mengembangkan kreativitas dan keterampilan seni budaya. Sebanyak 85 siswa dari kelas 8 bersama 6 guru pendamping diterima oleh dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Surakarta, Dr. Ana Rosmiati, S.Pd., M.Hum. di Ruang Minisinema Gedung Multimatra SBSN Kampus II ISI Surakarta, Kamis (13/03/2025).
Dari berbagai pilihan workshop yang ada di 20 Program Studi yang ada baik di Fakultas Seni Pertujukan maupun Seni Rupa dan Desain, dipilih Workshop dari Prodi Film dan Televisi dan dari Prodi Etnomusikologi. Widhi Nugroho, S.Sn, M.Sn., koordinator Prodi Film dan TV sebagai pemandu workshop memperkenalkan Visual Storytelling dalam Sinematografi bersama beberapa rekan dosen dan dibantu mahasiswa dari HIMAVISI dalam pelaksanaan workshopnya. Siswa dekenalkan dengan Rule of Third dimulai dengan membagi ukuran frame menjadi tiga bagian yang bertujuan untuk mendapatkan titik awal perkiraan pada setiap pengelompokan komposisi dengan menempatkan titik persimpangan pada salah satu dari empat persimpangan garis. Dan dijelaskan juga type of shot untuk menunjang narasi yang akan hadir dari berbagai jenis shoot tersebut.
Sementara dari etnomusikologi hadir koordinator prodi Etnomusikologi Kiswanto, S.Sn., M.A. dan Denis Setiaji, S.Sn., M.Sn. sebagai pemandu workshop dibantu rekan dosen dan beberapa mahasiswa memberikan materi Budaya Musik Nusantara dengan menampilkan pertunjukan kolaborasi dari berbagai alat musik nusantara dalam satu komposisi yang harmonis. Dijelaskan sabagai contoh alat musik yang digunakan adalah Sape, atau yang lebih dikenal sebagai Sampe berasal dari Kalimantan Timur. Alat musik tradisional ini dimainkan dengan cara di petik seperti gitar, dan sering digunakan dalam acara-acara adat Suku Dayak. Kemudian Suling bambu, dianggap sebagai instrumen melodi utama dalam gamelan degung, memberikan nuansa khas pada musik tradisional Sunda dengan suara yang lembut dan anggun. Selanjutnya adalah talempong atau dikenal dengan sebutan talempong pacik Cara kedua talempong dimainkan sambil dijinjing dengan jari. Talempong merupakan alat musik tradisional khas masyarakat Minangkabau.








