SMP Islam Terpadu Nurul Fikri Bogor melaksanakan kunjungan ke Institut Seni Indonesia Surakarta dalam rangka Program Student Journey untuk siswa-siswi kelas 8 sekolah tersebut, Rabu (3/3). Sebanyak enam orang siswa bersama Guru Pendamping, Rachman Prawadika, S.Pd. diterima oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Bambang Sunarto, S.Sen., M.Sn, didampingi Tim Kerja Kehumasan ISI Surakarta.
Disampaikan oleh Pak Guru Rachman, setiap tahun siswa-siswa SMPIT Nurul Fikri kelas 8 mengikuti program Student Journey dimaksudkan sebagai pembekalan kepada anak-anak untuk mengenal masyarakat secara luas dengan latar belakang sosial dan budaya yang berbeda-beda. “Dalam program ini, anak-anak ditugaskan untuk melaksanakan miniriset yang rangkaiannya adalah berbincang dengan tokoh dalam bidang tertentu,” demikian jelasnya. Rachman melanjutkan, kunjungan ke Solo, ISI Surakarta khususnya karena menurut pandangan sekolah, Kota dan Kampus ini punya kekayaaan seni dan budaya tradisional yang berbeda dan tidak ada di tempat yang lain.
“Demikian juga, kali ini kami berkunjung ke ISI Surakarta untuk memberikan bekal dan pengetahuan kepada anak-anak tentang seni dan budaya,” katanya.
Belajar kepada tokoh seperti Prof. Dr. Bambang Sunarto, S.Sen., M.Sn, bagaimana pencapaian akademik sebagai guru besar bidang filsafat seni, diharapkan anak-anak tersebut akan mendapatkan wawasan, pengetahuan baru, dan meningkatkan ketrampilan serta kepemimpinan.
Prof. Bambang dalam sambutannya menyatakan bahagia dan bangga bahwa adik-adik siswa SMPIT Nurul Fikri Bogor ini punya semangat dan tekad yang kuat untuk belajar banyak hal, termasuk masalah seni dan budaya.
“Untuk menjadi sukses dan berhasil meraih apa yang kita cita-citakan, dalam istilah jawa kita harus bisa dan berani “meper diri”, menyibukkan diri dengan banyak hal yang sifatnya memaksa kita belajar tentang apa pun. Jangan berhenti, jangan diam, teruslah belajar, “pesan Prof Bambang.
Selanjutnya disampaikan, dalam dunia yang semakin menyempit, dan tantangan yang semakin mengglobal ini, ketrampilan bahasa (inggris utamanya) menjadi penting sebagai alat komunikasi dan pergaulan antar bangsa di dunia.
Diskusi intensif dalam suasana yang santai namun serius berlangsung lebih dari satu jam yang kemudian diakhiri dengan sesi foto bersama, dilanjutkan kunjungan ke Fakultas Seni Pertunjukan untuk melihat proses perkuliahan praktik. [humasisiska/awe/adr]





